Square alias sama antara
diameter x stroke piston, jadi kunci kemenangan drag bike kelas 155 cc.
Tepatnya di Honda BeAT pacuan Ardiansyah Ucil dari tim Hariot Key Speed,
Bandung. Juara 1 pada pentas adu kebut trek lurus di Harapan Indah,
Bekasi beberapa waktu lalu.
Konstruktor alias perancang mesin BeAT sanggup 8,61 detik di trek 201 meter ini, yaitu duet maut antara Rio Teguh dan Kentardima. Mereka sukses membuat square antara diameter x stroke piston yaitu 58 x 58 mm.
Konstruktor alias perancang mesin BeAT sanggup 8,61 detik di trek 201 meter ini, yaitu duet maut antara Rio Teguh dan Kentardima. Mereka sukses membuat square antara diameter x stroke piston yaitu 58 x 58 mm.
Di atas kertas, bisa dihitung. "Kapasitas silinder mencapai
153,2 cc," jelas Rio Teguh yang anak dari mantan orang nomor satu di
Jawa Barat itu.
Untuk membuat square dengan hitungan diameter x stroke 58 x 58 mm, paling awal dicari piston dahulu. "Dianggap paling pas adalah piston Honda Sonic. Tentunya dicari versi yang orisinal supaya lebih tahan gebuk," tambah Kentar.
Piston ini dianggap lebih ringan dibanding piston lain. Kekuatannya juga terjamin karena yang dipakai orisinal Honda Sonic. Asyiknya lagi, lebih pendek dari piston standar BeAT. Sehingga posisinya lebih mendem dan tidak perlu lagi pakai paking tebal untuk bisa naik stroke.
Piston Sonic
juga punya lubang pen yang sama dengan BeAT. Yaitu 13 mm. Sehingga
memang lebih menguntungkan. Klop sama lubang setang piston standar.
Selanjutnya tinggal membuat agar stroke Honda BeAT jadi pas 58 mm. "Cukup pakai pen stroke 1,5 mm. Penambahan stroke jadi 3 mm," timpal Kentar lagi.
Kondisi standar, stroke atau langkah piston Honda BeAT yaitu 55 mm. Ditambah kenaikan 3 mm, stroke akhirnya jadi 58 mm. Kondisi ini membuat BeAT jadi benar-benar square.
Untuk membuat square dengan hitungan diameter x stroke 58 x 58 mm, paling awal dicari piston dahulu. "Dianggap paling pas adalah piston Honda Sonic. Tentunya dicari versi yang orisinal supaya lebih tahan gebuk," tambah Kentar.
Piston ini dianggap lebih ringan dibanding piston lain. Kekuatannya juga terjamin karena yang dipakai orisinal Honda Sonic. Asyiknya lagi, lebih pendek dari piston standar BeAT. Sehingga posisinya lebih mendem dan tidak perlu lagi pakai paking tebal untuk bisa naik stroke.
Selanjutnya tinggal membuat agar stroke Honda BeAT jadi pas 58 mm. "Cukup pakai pen stroke 1,5 mm. Penambahan stroke jadi 3 mm," timpal Kentar lagi.
Kondisi standar, stroke atau langkah piston Honda BeAT yaitu 55 mm. Ditambah kenaikan 3 mm, stroke akhirnya jadi 58 mm. Kondisi ini membuat BeAT jadi benar-benar square.
Mesin square punya keuntungan. Antara power dan torsi jadi
seimbang. Didapatkan torsi besar namun putaran mesin juga cepat naik.
"Dari hasil dynotest power 19,2 dk," beber Kentar.
Tinggal bermain di kepala silinder. "Kunci tenaga mesin 4-tak adanya di head. Dan bagian itu memang Tetap harus digarap serius," sambar Rio Teguh. Kepala silinder cukup menggunakan klep Honda Sonic. Ukuran katup isap 28 mm dan buang 24 mm.
Tinggal bermain di kepala silinder. "Kunci tenaga mesin 4-tak adanya di head. Dan bagian itu memang Tetap harus digarap serius," sambar Rio Teguh. Kepala silinder cukup menggunakan klep Honda Sonic. Ukuran katup isap 28 mm dan buang 24 mm.
Durasi 265 derajat
Ukuran lubang inlet juga ikut mempengaruhi power. Dipadukan dengan klep Sonic itu, Kentar korek lubang isap sampai 26 mm. Untuk lubang buang 23 mm.
Baru kemudian dipadukan dengan kem Kawahara yang durasinya diatur ulang. "Kem isap dan buang dibuat sama-sama membuka selama 265 derajat,"kompak Rio dan Kentar yang mau buka speed shop di Jl. Mohamad Toha No. 274, Bandung.
Kem isap dan buang irama membukanya dibuat sama. Klep isap membuka 25 derajat sebelum TMA (Titik Mati Atas) dan menutup 60 derajat setelah TMB (Titik Mati Bawah).
"Sedang klep buang membuka 60 derajat sebelum TMB dan nutup 25 derajat setelah TMA," jelas Rio yang mulai buka bengkel akhir bulan ini.
DATA MODIFIKASI
Ban depan : Vee Rubber 60/80x17
Ban belakang : Ukuran lubang inlet juga ikut mempengaruhi power. Dipadukan dengan klep Sonic itu, Kentar korek lubang isap sampai 26 mm. Untuk lubang buang 23 mm.
Baru kemudian dipadukan dengan kem Kawahara yang durasinya diatur ulang. "Kem isap dan buang dibuat sama-sama membuka selama 265 derajat,"kompak Rio dan Kentar yang mau buka speed shop di Jl. Mohamad Toha No. 274, Bandung.
Kem isap dan buang irama membukanya dibuat sama. Klep isap membuka 25 derajat sebelum TMA (Titik Mati Atas) dan menutup 60 derajat setelah TMB (Titik Mati Bawah).
"Sedang klep buang membuka 60 derajat sebelum TMB dan nutup 25 derajat setelah TMA," jelas Rio yang mulai buka bengkel akhir bulan ini.
DATA MODIFIKASI
Ban depan : Vee Rubber 60/80x17
Vee Rubber 50/90x17
Pelek depan : Exel Takasago 1,20x17
Pelek belakang: Exel Takasago 1,40x17
Tidak ada komentar:
Posting Komentar